Pemprov Lampung Buka Lebar Peluang Investasi, Jamin Keamanan dan Infrastruktur Siap
Bandar Lampung – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung membuka ruang seluas-luasnya bagi para investor untuk menanamkan modalnya di berbagai sektor strategis, dengan jaminan keamanan, infrastruktur yang siap, serta ketersediaan tenaga kerja melimpah.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal seusai menghadiri Lampung Investment Forum (LAE) yang digelar di Ballroom Pullman Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Event perdana yang berfokus pada ekonomi dan investasi itu berlangsung sukses dengan menghadirkan sejumlah investor besar, baik dari dalam maupun luar negeri, yang tertarik melihat langsung potensi investasi di Bumi Ruwa Jurai.
“Forum investasi ini luar biasa, banyak undangan yang hadir. Semangat para perusahaan untuk berinvestasi di Lampung sangat tinggi,” kata Mirza saat diwawancarai di lingkungan Pemprov Lampung, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, forum tersebut menjadi momentum penting untuk memperkenalkan berbagai potensi ekonomi Lampung, mulai dari sektor pertanian, energi, hingga industri hilirisasi.
“Kita punya banyak potensi, tetapi masih kekurangan industri hilirisasi. Banyak investor tertarik dengan energi hijau seperti etanol, solar cell, dan energi angin,” jelasnya.
Mirza menambahkan, sejumlah perusahaan luar negeri telah menyatakan ketertarikannya melakukan survei langsung ke Lampung. Bahkan beberapa negara yang selama ini membeli komoditas Lampung melalui pihak ketiga, seperti kopi dan cokelat, kini berencana membeli langsung dari sumbernya.
“Ke depan, kita tidak ingin hanya jadi penjual bahan mentah. Kita dorong mereka untuk membangun pabrik di Lampung. Kalau dibuat pabrik, harga produk kita bisa lebih stabil,” tegasnya.
Dorong Hilirisasi dan Nilai Tambah
Gubernur juga menyoroti pentingnya diversifikasi produk dan hilirisasi untuk memperkuat daya saing petani. Ia mencontohkan potensi etanol dari jagung, singkong, dan molases (ampas tebu) yang bisa meningkatkan nilai tambah komoditas lokal.
“Kalau jagung dan singkong bisa diolah jadi etanol, pilihan petani akan semakin banyak dan kompetisi semakin sehat,” ujarnya.
Dari sisi ketersediaan bahan baku, Mirza memastikan Lampung memiliki suplai yang cukup untuk mendukung investasi di berbagai sektor tersebut.
“Seluruh komoditas di Lampung sangat layak untuk diolah. Kita surplus banyak. Hal ini juga menjadi perhatian para duta besar dan investor yang hadir, bahkan ada yang berasal dari Eropa,” ungkapnya.
Selain itu, Pemprov Lampung juga memastikan bahwa setiap proyek investasi harus memberikan dampak langsung kepada masyarakat, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja lokal.
“Setiap investasi yang masuk wajib mempekerjakan tenaga kerja lokal. Saat pembangunan, kebutuhan tenaga kerja harus mereka siapkan dan latih sendiri,” tegas Mirza.
Ia menambahkan, setiap investasi senilai Rp1 triliun mampu membuka sekitar 2.000 lapangan kerja baru.
“Kalau tahun ini ada investasi senilai Rp12 triliun, berarti ada sekitar 24 ribu lapangan kerja yang terbuka,” ujarnya.
Infrastruktur Jadi Prioritas
Dalam kesempatan itu, Mirza juga menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur jalan menjadi fokus utama pemerintah provinsi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memperlancar distribusi hasil pertanian maupun investasi.
“Kita akan coba memperbaiki jalan-jalan di seluruh Lampung. Kita darurat kalau jalan-jalan kita jelek, sedangkan ekonomi harus tumbuh dan distribusi harus lancar,” jelasnya.
Menurutnya, harga komoditas seperti singkong, jagung, dan padi saat ini mulai membaik. Namun, tanpa dukungan jalan yang memadai, potensi ekonomi tersebut bisa terhambat.
“Sayang, petani sudah semangat, harga mulai bagus, tapi kalau jalan jelek, pertumbuhan ekonomi akan terhambat,” ujarnya.
Oleh karena itu, Pemprov Lampung menargetkan percepatan pembangunan infrastruktur dengan berbagai skema, termasuk opsi pinjaman daerah.
“Maka infrastruktur ini harus jadi prioritas. Kita tidak bisa menunggu dua-tiga tahun lagi, kita akan percepat. Salah satu opsinya dengan peminjaman,” tegasnya.
Mirza menutup dengan menegaskan bahwa pembangunan jalan bukan sekadar memperbaiki akses, tetapi juga meningkatkan daya saing produk lokal agar mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
“Kita ingin petani dan pelaku usaha di pelosok juga menikmati pertumbuhan ekonomi. Semua harus terhubung,” pungkasnya.
![Screenshot_2025_0831_190339[1]](https://lensabandarlampung.com/wp-content/uploads/2025/08/Screenshot_2025_0831_1903391.png)